Jumat, 05 Mei 2023

LAPORAN TINGKAH LAKU IKAN TETRHADAP UMPAN PSP


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seperti pada invertebrata dan vertebrata lain, ikan juga mengandalkan sistem  komunikasi multisensori untuk interaksi sosial dan seksualnya.Salah satu indra yang menggunakan dalam interaksi ikan baik terhadap lingkungan maupun pendeteksian adanya makanan adalah indra penciuman.Indra penciuman sangat berpengaruh terhadap keterlangsungan hidup ikan.Respon penciuman berasal dari rangsang kimiawi berupa bau yang ditimbulkan oleh mangsa maupun lingkungan.Reseptor pemciuman sangat peka terhadap asam amino.Namun, reseptor perasa (gustatory) memiliki respon yang relatif kecil terhadap asam amino.Hal ini menunjukkan bahwa respon penciuman p. maculatus terhadap perbedaan formulasi umpan alami dan buatan adalah beda,namun terhadap perbedaan tahapan respon penciuman karena kandungan kimia yang dikeluarkan dari masing- masing umpan berbeda.
 Indra penciuman ikan yaitu sel- sel epitel peniuman berbentuk dalam lekuk hidung.Tiap sel epitel penc iuman terdiri dari 8 helai filamen rambut berfungsi sebagai alat deteksi zat kimia, memiliki specktrum sensivitas yang berbeda. Amphioxus belum mampu membedakan bau, cyclostoma telah mempunyai kantung indra pencium  dan rongga hidungnya.Pada ikan bertulanng rawan lekuk hidung terdapat pada saluran pernapasan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan pelaksanaan praktikum tingkah laku ikan adalah:
1.      Megamati respon ikan terhadap bau
2.      Mengetahui respon ikan terhadap ransangan bau yang berbeda.
1.3  Manfaat Praktikum
Mamfaat praktikum minggu ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan bagaimana respon ikan terhadap ransangan bau yang ditimbulkan oleh suatu objek yang berbeda.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Klasifikasi ikan nila berdasarkan Saanin (1968) adalah sebagai berikut :
Kingdom     : Animalia
Filum          : Chordata
Sub-filum   : Vertebrata
Class          : Osteichthyes
Sub-class   : Acanthoptherigii
Ordo          : Percomorphi
Sub-ordo   : Percoidea
Famili       : Cichlidae
Genus       : Oreochromis
Spesies      : Oreochromis Niloticus

        Menurut (Hafrijal 1988). Prinsip tingkah laku ikan yang menjadi sasaran tangkapan harus didukung pemahaman terhadap indera utama ikan (sensory organ) khususnya indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea literalis dan sebagainya.
Menurut Mitamura et al (2005), pada saat ikan melakukan eksplorasi suatu area melalui sinyal kimia yang diterimanya maka organ olfactory sebagai isyarat navigator yang utama untuk melakukan orientasi akan bekerja, tetapi ketika sumber kimia tersebut didapatkan maka kemampuan organ vision yang berperan.
        Menurut (Ferno dan Olsen 1994). Fase finding adalah fase ketika ikan menemukan umpan dan melakukan uptake (mengambil/memakan umpan). Pada perlakuan kontrol yang dilakukan tanpa memberikan umpan, ikan tidak melakukan pergerakan keluar daerah start, melainkan hanya melakukan pergerakan di dalamnya.
Menurut (Baskoro & Efendy, 2005).   Rangsangan yang berupa umpan dapat menarik perhatian ikan melalui penglihatan dan penciuman (respons kimiawi) dari organ yang dimiliki. Keberhasilan usaha penangkapan ikan dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengetahui respons makan ikan yang diindikasikan dengan ketertarikannya terhadap umpan yang digunaka nocturnal, yang pada umumnya untuk jenis ikan nocturnal akan menyukai umpan hidup yang memiliki bau yang kuat.
Menurut Gunarso (1985) Mengemukakan bahwa umpan yang di gerak-gerakkan secara terus menerus dapat mempengaruhi penglihatan ikan dalam air.Bahwa setiap ikan mempunyai keinginan dan teransang terhadap bau dan bentuk makanan yang ada di perairan.








BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1  Waktu Dan Tempat
        Praktikum ini di laksanakan pada hari Rabu,Tanggal 17 Oktober 2018 yang bertempat di Laboratorium Biologi Kelautan dan Perikanan,Universitas SyiaH Kuala.
3.2 Alat Dan Bahan
        3.2.1 Alat
                    Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini,yaitu :
                    Tabel 3.2.1 Alat – alat praktikum.
NO.
Nama Alat
Jumlah
1.
Akuarium
1.unit
2.
Air
Secukupnya

        3.2.2 Bahan
                    Bahan yang digunakan pada praktikum ini,yaitu :
                    Tabel 3.2.2 Bahan praktikum.
NO.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Ikan
5 Ekor
2.
Lumut
Secukupnya
3.
Cacing
Secukupnya
4.
Pelet
Secukupnya

.
 3.3 Cara Kerja
1.      Disediakan wadah akuarium dan isi dengan air secukupnya.
2.      Di masukkan sampel ikan ke dalam akuarium.
3.      Dimasukkan makanan ikan ke dalam akuarium secara bergantian
4.      Diamati respon ikan dan catat hasilnya



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Hasil Pengamatan

            Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
            Tabel.4.1 Hasil pengamatan ikan pada setiap fase adalah :
NO    Makanan                       waktu                                       keterangan (Fase)
1         Pelet                          menit pertama




                                            
                                            
                                           Menit kedua







                                           Menit ketiga






                                               Menit keempat




                                             Menit kelima




2 Cacing Tanah               Menit pertama







                                           Menit kedua





                                                  Menit ketiga





                                                 Menit keempat




                                                  Menit kelima




3 Lumut                                  Menit pertama









                                                 
                                                       Menit kedua




                                                      Menit ketiga


                                                     Menit keempat




                                                    Menit kelima
     Menit pertama  saat pellet
dimasukkan kedalam aquarium semua ikan tidak merespon apapun dan tidak ada perlakuan dari ikan
      menit kedua ikan masih terdiam, sebagian mendekati oksigen dan sebagian tidak mendekati oksigen dengan posisi di dasar aquarium.
     Menit ketiga satu ikan mulai menemukan sumber bau pellet namun masih ragu untuk memakannya (searching)
     Menit keempat ikan lain tidak memiliki respon apapun terhadap umpan pellet.
     Menit kelima ikan tetap tidak terlihat respon apapun dan menetap di dasar aquarium.
    Menit kesatu saat cacing tanah di masukkan ke dalam aquarium, semua ikan belum ada perlakuan apapun terhadap cacing tanah.
     Menit kedua ikan bergerak aktif, satu ikan agresif dan beberapa ikan lainnya menetap di dasaar aquarium
     Menit ke tiga belum ada perlakuan dari ikan ikan tidak mencari sumber bau umpan dan 2 ikan mendekati oksigen
     Menit keempat mulai menemukan posisi cacing dan langsung memakan 1 cacing (Uptake)
     Menit kelima ikan lain masih tidak ada perlakuan dan masih di posisi dasar aquarium.
     Menit pertama saat lumut dimasukkan satu ikan langsung memiliki respon untuk memeakan lumut (Uptake). Semua ikan bergerak aktif mencari keberadaan lumut (Arousal)
     Menit kedua ikan lainnya mulai merespon cepat dan memakan lumut (uptake)
     Menit ketiga 3 ikan mendekati oksigen
     Menit keempat satu ikan langsung memakan lumut lagi (uptake), ikan lannya terus bergerak aktif
    Menit kelima semua ikan mulai menetap di dasar dan dua ikan mendekati
oksigen


4.2 Pembahasan
        Morfologi ikan nila ( Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal).Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (oreocromis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan mereka mengunakan ekor untuk bergerak, sirip perut ,sirip dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima buah sirip,yaitu sirip punggung (dorsal fin),sirip data (pectoral fin),sirip perut (ventral fin),sirip anal (anal fin),dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang.Sementara itu,jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
        Menurut brandt (1984) Rangsangan yang berupa umpan dapat menarik perhatian ikan melalui penglihatan dan penciuman (respons kimiawi) dari organ yang dimiliki. Keberhasilan usaha penangkapan ikan dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengetahui respons makan ikan yang diindikasikan dengan ketertarikannya terhadap umpan yang digunakan.
        Hasil pengamtan menemukan bahwa ikan di kelompok tiga tidak suka dengan pellet (umpat buatan) karna bisa jadi ikan tersebut tidak biasa menditeksi bau pellet tersebut, ikan lebih ketidak merespon saat pellet di masukkan kedalam aquarium.
        Cacing tanah biasannya adalah makanan ikan yang efektif untuk si ikan tetap di hasil pengamamatan ini sangat membutuhkan waktu yang lama untuk si ikan memakan cacing tanah tersebut.  Ikan pun tidak mencari sumber bau dan bias saja ikan tidak selera dengan bau caing tanah tersebut, meniti keempat ikan mulai menemukan satu cacing dan langsung memakan cacing tersebut (uptake). Pada cacing tanah berarti hanya satu ikan yang memakan cacing.
        Lumut meruapan makananikan yag alami dan disukai ikan buktinnya pada menit pertama lumut dimaksukkan kedalam akurium saja ikan langsung merespon dan memakan (uptake) lumut dan ikan lainnya dalam keadaan mencari umpan (Arousal). Menit kedua demian juga satu ikan mulai merespon cepat dan langsung memakan lumut (uptake)  menit keempat ikan makan lagi (uptake) dan ikan lainnya bergerak aktif mendekati oksigen. Pada jenis makanan lumut hasil pengamatan mendapatkan 3 ikan  langsung memakan lumut (uptake) dapat di simpulkan bahwa ikan dari kelompok kami menyukai lumut (makanan ikan alami) karna disaat umpan lain di masukkan ikan sangat lama mengrespon dan pada saat ;umt dimasukkan ikan langsung aktif bergerak dan langsung memakan.
       
       







BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1.      Ikan Nila dapat menanggapi bau umpan yang berbeda.
2.      Ikan nila lebih menyukai umpan yang berupa lumut dari pada cacing atau pelet.
3.      Ikan nila tidak terlalu aktif atau agresif pada umpan pelet dan cacing.
4.      Ikan nila lebih bisa mendeteksi bau lumut
5.      Ikan nila sering makan umpan (uptake) pada jenis makanan lumut.


5.2    Saran

            Semua kegiatan praktikum sudah sangat memuaskan dan semoga nilai nya lebih tinggi dari yang kemarin.










DAFTAR PUSTAKA

Baskoro. AW. 2005. Effects of  Environmental Variables on Fish Feeding Ecology: Implications for The Performance of Baited Fishing Gear and Stock Assessment (Review Paper). Journal of Fish Biology (65): 1445-1471
Brandt, A. V. 1984. Fishing Catching Methods of The World. Fishing News Books ltd. Farnham Surrey, England.
Ferno A, Olsen S. 1994. Marine  Fish  Behaviour in  Capture and  Abudance Estimation. Fishing News  Books. England. Pp: 221.
Hafrijal S. 1988. Tingkah  Laku  Ikan. Fakultas  Perikanan. Universitas  Bung Hatta, Padang. 63 hlm.
Gunarso,  W . 1985.Suatu pengantar  tentang  tingkah  laku  ikan  terutama dalam  hubungannya  dengan  alat, metode  dan  taktik  penangkapan .Fakultas perikanan  IPB. Bogor. 142 hal.
Mitamura H, Arai N, Sakamoto W, Mitsunaga Y, Tanaka H, Mukai Y, Nakamura K, Sasaki M, dan Yuneda Y. 2005. Role  of  Olfaction  and  Vision in Homing  Behaviour  of  Black  rockfish  (Sebastes inermis). Journal  of  Experimental  Marine  Biology (322): 123134.
Saanin  H. 1968. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Jakarta : Bina cipta














LAMPIRAN

              
Gambar 1: Ikan pada umpan lumut                    Gambar 2: Ikan pada umpan pelet
Gambar 3 :Ikan pada umpan cacing





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

laporan analisis sistem perikanan tangkap

Laporan Praktikum Analisis Sistem Perikanan Tangkap PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN TUNA MENGGUNAKAN DIAGRAM CAUSAL LOOP Oleh Nu...